Sindikatperampokan kapal perang ini bekerja hampir di seluruh perairan Asia Tenggara, tak hanya di Laut Jawa. Wajar ketika kabar ketiga kapal itu dijarah pada 2016, Menteri Pertahanan Belanda J eanine Hennis-Plasschaert mengungkapkan pernyataan menohok: "Penodaan kuburan perang adalah penghinaan serius."
Indonesiatelah mengalami kecelakaan kapal perang sebanyak 13 kali sepanjang tahun 2004-2021. #kumparanNEWS Keberadaan kapal selam bermuatan 53 orang itu pun belum bisa ditemukan hingga kapal KRI Nanggala-402 diklaim mampu menyelam hingga kedalaman 500 meter di bawah permukaan laut. Kapal selam ini juga dilengkapi persenjataan 14 buah
Masihada ratusan kapal kuno lainnya yang diperkirakan karam di sekitar perairan Indonesia. Kapal-kapal kuno itu karam sejak zaman Kerajaan Sriwijaya (abad VII) hingga Dinasti Song (abad X-XIII). Untuk melacak kapal-kapal karam itu, Indonesia hanya punya satu unit alat magnetometer AX2000. Itu pun hasil pemberian asing yang telah bekerja sama
Fast Money. › Kantor SAR Pangkal Pinang masih melacak keberadaan KM Surya Hasil Laut yang diduga tenggelam di perairan Bangka. Tiga kru kapal juga hilang. Kapal ini hilang kontak sejak seminggu lalu. HUMAS KANTOR SAR PANGKAL PINANG Petugas Kantor SAR Pangkal Pinang disiagakan untuk mencari KM Surya Hasil Laut, Selasa 4/8/2020. Kapal tersebut hilang di perairan Bangka, Provinsi Bangka Belitung, saat bertolak dari Sambas, Kalimantan BALAM, KOMPAS — Tim dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Pangkal Pinang masih melacak keberadaan KM Surya Hasil Laut. Kapal yang diduga tenggelam di perairan Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, itu membawa tiga awak. Proses pencarian akan berlangsung hingga tujuh hari ke Syamsuddin dari Humas Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Pangkalpinang, Selasa 4/8/2020, mengatakan, proses pencarian sudah memasuki hari kedua. Petugas dibantu nelayan setempat terus menyusuri area yang diduga menjadi lokasi tenggelamnya kapal. Kapal KN SAR Karna 246 Bangka Belitung pun sudah dikerahkan ke area pencarian untuk mencari petunjuk baru. Ahmad menuturkan, KM Surya Hasil Laut berangkat dari Pelabuhan Tebas Kuala, Kecamatan Pemangkat, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Sabtu 15/7. Kapal bermuatan jeruk itu bertujuan Pelabuhan Pangkal Balam, Kota Pangkal Pinang. Kapal berkapasitas 10 gros ton GT ini dioperasikan tiga awak, yakni Irwan nakhoda, Bayu, dan Boncong.”Kapal ini menurut rencana sandar di Pangkalan Balam pada Selasa 28/7, tetapi hingga saat ini kapal tersebut tidak kunjung sandar,” ucap terakhir antara pemilik kapal dan awak kapal terjadi pada Minggu 26/7. Dari kontak tersebut, diketahui posisi terakhir kapal berada sekitar 30 mil laut 55,6 kilometer di sebelah barat Pulau Pengiki. Hilangnya KM Surya Hasil Laut pun dilaporkan kepada Kantor SAR Pontianak pada 2 Agustus baru dilakukan setelah ada informasi dari kru Kapal Motor Bina Abadi yang telah sandar di Pontianak. Kru tersebut melihat adanya jeruk dan serpihan bagian kayu peti kemas penyimpanan jeruk, yang mengambang di lautan. ”Petunjuk itu diketahui pada Jumat 31/7, atau lima hari setelah KM Surya Hasil Laut hilang kontak,” ucap juga Kapal Pengangkut Bahan Bangunan Tenggelam di BelitungAhmad mengatakan, tim sudah memetakan sejumlah titik koordinat pencarian. ”Kami juga melibatkan para nelayan dan kapal yang beroperasi di area tersebut. Lokasi pencarian berada di jalur padat lalu lintas kapal,” belum mau menyimpulkan terkait penyebab tenggelamnya kapal. ”Saat ini, kami masih fokus pada upaya pencarian,” ucapnya. Namun, biasanya ada beberapa penyebab tenggelamnya kapal, seperti faktor cuaca buruk, kerusakan mesin, atau kesalahan manusia human error.KOMPAS/RHAMA PURNA JATI Sejumlah penumpang dari Pelabuhan Kalian, Muntok, Kepulauan Bangka Belitung, datang ke Pelabuhan Tanjung Api-api, Banyuasin, Sumsel, Sabtu 25/6/2016.Proses pencarian akan dilakukan hingga tujuh hari ke depan. Jika ditemukan ada petunjuk baru, waktu pencarian bisa saja ditambah. Namun, jika tidak ada, pencarian akan Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Depati Amir Pangkal Pinang Kurniaji mengatakan, kondisi gelombang tinggi di Perairan Bangka memang sangat fluktuatif. Saat ini, ketinggian gelombang berkisar 1,75 meter-2 meter. Adapun kecepatan angin berkisar 7-38 kilometer per dia, karena jenis kapal nelayan ukurannya kecil, gelombang setinggi itu dapat membahayakan pelayaran. Untuk itu, dirinya berharap agar setiap nelayan, terutama yang menggunakan kapal kecil, juga Cuaca Buruk Pelayaran di Kolaka Ditutup EditorMohamad Final Daeng
› Nusantara›Tim SAR Lacak Kapal Kargo... Tim pencarian dan penyelamatan SAR akhirnya menemukan keberadaan Kapal Motor Odyssey di sebelah timur Pulau Raas, Sumenep, Jawa Timur, Jumat 5/6/2020. KM Odyssey dilaporkan hilang kontak sejak Jumat 29/5. OlehCOKORDA YUDISTIRA M PUTRA 3 menit baca ISTIMEWA/KANTOR SAR DENPASAR Keberadaan Kapal Motor KM Odyssey ditemukan tim SAR gabungan di sebelah timur Pulau Raas, Sumenep, Jawa Timur, Jumat 5/6/2020. Kapal kargo KM Odyssey dilaporkan hilang kontak sejak Jumat 29/5/2020, dalam perjalanan menuju Bima, Nusa Tenggara KOMPAS — Setelah dua hari menggelar pencarian di sekitar perairan utara Bali, tim pencarian dan penyelamatan SAR gabungan akhirnya menemukan keberadaan Kapal Motor atau KM Odyssey di sebelah timur Pulau Raas, Sumenep, Jawa Timur, Jumat 5/6/2020. Kapal kargo KM Odyssey dilaporkan hilang kontak sejak Jumat 29/5/2020 dalam perjalanan menuju Bima, Nusa Tenggara awak kapal dilaporkan selamat dan mereka dalam kondisi sehat. Semua anak buah kapal termasuk nakhoda masih berada di kapal. ”Kondisi mesin utama kapal sudah baik dan kapal siap berlayar. Hanya mesin generator yang masih diperbaiki,” kata Kepala Kantor SAR Kelas A Denpasar Gede Darmada yang dihubungi Kompas, Jumat. Kapal kargo KM Odyssey berbendera Indonesia dan diawaki 21 orang, termasuk kapten kapal. Kapal jenis general cargo dengan panjang 94 meter itu bertolak dari Semarang, Jawa Tengah, dengan tujuan Bima, Nusa Tenggara Barat. Apabila sesuai estimasi perjalanan, kapal kargo itu tiba di Bima pada Selasa 2/6/2020.Kondisi mesin utama kapal sudah baik dan kapal siap berlayar. Hanya mesin generator yang masih diperbaiki. Gede DarmadaNamun, pemilik pemilik kapal melaporkan kapal kargonya itu hilang kontak sejak Jumat 29/5/2020 saat kapal tanpa muatan kargo berada di posisi 6 mil laut, atau sekitar 11,1 kilometer, timur laut Gili Trawangan, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pihak Kantor SAR Denpasar menerima laporan kapal hilang kontak itu pada Rabu 3/6/2020 juga Berjibaku Mencari Kapal yang Hilang di Laut BandaBasarnas Bali lantas berkoordinasi dengan Pangkalan TNI Angkatan Laut Denpasar terkait upaya pencarian dan penyelamatan SAR terhadap kapal dan awak kapal kargo dengan aplikasi pelacakan kapal laut Vessel Finder mendeteksi lokasi terakhir kapal kargo itu pada Sabtu 30/5/2020 masih berada sekitar 43 mil laut utara Kubu, Karangasem, Bali. ”Berdasarkan posisi terakhir yang terpantau Vessel Finder per 30 Mei 2020, kapal itu masih jauh dari tujuannya,” kata berhasilPihak SAR mencoba menghubungi KM Odyssey, tetapi tidak berhasil. Kamis 4/6/2020, tim SAR gabungan, yang berasal dari Basarnas Bali dan Pangkalan TNI Angkatan Laut Denpasar, memulai upaya pencarian dan Bali mengerahkan KN SAR Arjuna dan mereka menggelar pencarian sampai sekitar perairan Kepulauan Sapeken, Jawa Timur. Secara terpisah, pihak Lanal Denpasar membenarkan perihal pencarian dan penyelamatan terhadap kapal kargo juga Dua Kapal SAR Cari Empat Korban HilangPencarian hari pertama sepanjang Kamis tidak membuahkan hasil. Kapal kargo belum dapat ditemukan, tetapi tim SAR berhasil melacak keberadaan KM Odyssey yang kembali terpantau melalui aplikasi Vessel Finder di sekitar perairan Pulau Raas. Posisi kapal kargo dinyatakan bergeser sejauh 57,8 mil laut arah barat laut dari lokasi terakhir yang terpantau pada Sabtu 30/5/2020.ISTIMEWA/KANTOR SAR DENPASAR Upaya pencarian dan penyelamatan, yang digelar Kantor SAR Kelas A Denpasar bersama tim gabungan, menemukan keberadaan KM Odyssey di sebelah timur Pulau Raas, Sumenep, Jawa Timur, Jumat 5/6/2020. Kapal kargo KM Odyssey dilaporkan hilang kontak sejak Jumat 29/5 dalam perjalanan menuju Bima, Nusa Tenggara 5/6 pagi, tim SAR gabungan itu melanjutkan kembali pencarian dan bertolak dari Sapeken. Kali ini pencarian melibatkan juga Basarnas Surabaya dan Pangkalan Udara TNI Angkatan Laut kondisi perairan Kepulauan Sapeken dan sekitarnya dilaporkan bergelombang sedang dengan tinggi gelombang antara 1 meter dan 2 peringatan dini gelombang yang dikeluarkan Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah III Denpasar, perairan Selat Bali bagian utara termasuk wilayah yang berpeluang terjadi gelombang laut dengan ketinggian antara 1,2 meter dan 2,5 meter.”Kapal terlihat dan ditemukan tadi Jumat siang,” ujar Kapten KN SAR Arjuna Arif Yulianto yang dihubungi Jumat juga Pencarian 9 Penumpang Hilang Belum Berhasil
melacak keberadaan kapal laut